Untuk Mutiya Ramadani
Kau dalam puisiku adalah degup jantungku di tiap baitnya
Membuatku tak mau kehilangan imaji
Karena tanpa pena aku terluka
Karena tanpa kertas aku tak bernafas
Kau dalam puisiku adalah akhir bait yang berima
Seperti ayat memecah angkasa
Turun, suburkan bumi dengan kedamaiannya
Beri mentari cahaya ke dua ;
Cahaya harapan membuat yang terjajah, merdeka
Kau dalam puisiku adalah kasih
Sesuatu yang selalu seperti Bismillah
Takkan pernah meninggalkan permulaanku ;
Kelemahan yang kuakui tanpamu, sayangku
Gonjoang Sambilan, 0001 0001
0 comments:
Post a Comment