Saturday, June 14, 2014

Biografi Toto Sudarto Bachtiar


Bagi kawan-kawan yang mempunyai tugas sekolah, kuliah atau apapun, ini adalah biografi Toto Sudarto Bachtiar
  Toto Sudarto Bachtiar dilahirkan di Cirebon, Jawa Barat, 12 Oktober 1929. Penyair yang dikenal dengan dua kumpulan puisinya: Suara (1956; memenangkan Hadiah Sastra BMKN 1957) dan Etsa (1958) ini, juga dikenal sebagai penerjemah yang produktif. Karya-karya terjemahannya antara lain: Pelacur (1954; Jean Paul Sartre), Sulaiman yang Agung (1958; Harold Lamb), Bunglon (1965; Anton Chekov, et.al.), Bayangan Memudar (1975; Breton de Nijs, diterjemahkan bersama Sugiarta Sriwibawa), Pertempuran Penghabisan (1976; Ernest Hemingway), Sanyasi (1979; Rabindranath Tagore).  Sastrawan, lahir di Palimanan, Cirebon (Jawa Barat), 12 Oktober 1929. Memperoleh pendidikan HIS Banjar (Ciamis), Cultuurschool Tasikmalaya (1946), MULO Bandung (1950), Fakultas Hukum DI (1950-1952; tidak tamat). Pada waktu pecah perang kemerdekaan ia tergabung dalam Tentara Pelajar Korps Pengawal Divisi Siliwangi di Tasikmalaya; dan pada waktu terjadinya Clash ke-I ia bergabung dengan Polisi Tentara Detasemen 132 Batalyon 13 di Cirebon. Sejak kecil menggemari bahasa, juga bahasa asing, dan menulis. Waktu menjadi mahasiswa di Jakarta ia bekerja pula sebagai redaktur majalah Angkasa (milik AURI) danmulia menulis sajak, menterjemahkan cerita pendek, esai, artikel kebudayaan, sastra, politik dll. Pernah menjadi redaktur majalah Menara di Jakarta, dan tahun 1964 turnt mendirikan majalah Sunda di Bandung. Terakhir pernah menjadi Ketua Dewan Pertimbangan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat.  Toto Sudarto Bachtiar, penyair senior seangkatan W. S. Rendra, Selasa (9/10) pagi ini wafat di rumah salah seorang famili di Cisaga, Ciamis. ?Almarhum meninggal sekitar jam 5.50, ketika mau berangkat ke Bandung,? ujar Didin Kusdiana (45), menantu almarhum di Bandung Selasa (9/10). Beliau sempat terkena serangan jantung sekitar 1998, namun kemudian pulih. Waktu berangkat ke Ciamis Selasa pekan lalu, kata dia, almarhum juga dalam keadaan sehat walafiat? Tapi siapa bisa menolak takdir? Almarhum Toto Sudarto Bachtiar kini disemayamkan di rumah duka Jalan Situ Batu no. 6 Kompleks Geologi, Buah Batu, Bandung. Rencananya, mendiang akan dikebumikan sore ini di tempat pemakaman umum Gumuruh, Buah Batu. Mendiang meninggalkan dua orang istri, satu orang anak, dan dua orang cucu.  Kumpulan sajaknya, Suara (1956), memperoleh Hadiah Sastra Nasional BMKN tahun 1957. Kumpulan sajaknya lain: Etsa (1958). Karya terjemahannya antara lain Pelacur (d Sartre, 1954), Sulaiman yang Agung (karya Harold Lamb, 1958), terjemahan bersama Sugiarta Sriwibawa), Pertemuan Penghabisan (n Hemingway, 1976), Malam Terakhir (d Rabindranath Tagore, 1976). Studi mengenai sajak-sajaknya: H.Br , Jassin, Kesusasteraan Indonesia Modern dalam Kritik dan Esei III (1967; halaman 57-77) dan Subagio Satrowardoyo, Sosok Pribadi dalam Sajak (1980; halaman 142-168).

sumber : https://sastrahobiku.wordpress.com/tag/toto-sudarto-bachtiar/

0 comments:

Post a Comment